Kamis, 24 September 2009

Kaffaah hak ALLAH dan rasul ditinjau segi alquran hadis dan kedokteran

Sebelumnya saya minta maaf kepada seluruh anggota mailing list ini,karena topik yang akan saya utarakan ini pernah dibahas sebelumnya disini. Yaitu masalah kafaa'ah. Belum lama ini saya bertemu dengan seseorang (non sayyid), yang kayaknya ngerti bener masalah agama, diantaranya tentang masalah kafaah (pernikahan syarifah dengan sayyid). Dia banyak sekali bertanya tentang masalah kafaah tsb, yang JUJUR saya tidak tau jawabannya. Dan dia memberikan alasan2 yang sangat sangat sangat masuk akal tentang "salahnya" kita melarang para syarifa menikah dengan non sayyid. Diantara pertanyaan dan pernyataan dia :
o Bahwa Nabi Muhammad SAW tidak memiliki keturunan dari anak laki-lakinya (karena meninggal pada usia muda) oleh karena itu keturunan nabi Muhammad SAW melalui Sayyidah Fatimah, itu berarti bahwa keturunan nabi Muhammad semuanya akan bernasab kepada Fatimah baru ke Rosulullah (bin/binti fatimah binti rosulullah). Nah pertanyaan dia: "Bukankah kalo' seorang syarifa menikah dengan non sayyid maka anak2nya bisa juga menjadi bin/binti syarifah tsb, yang pada ujung- ujungnya juga bin Fatimah binti Rosulullah??? Yang mana bisa diartikan bahwa jika seorang syarifah menikah dengan non sayyid maka anak dia masih juga keturunan Rosulullah (dari garis ibu,karena begitu juga yang terjadi pada anak2 Fatimah ). Jadi tidak akan terputus nasabnya dengan Rosulullah SAW. Apakah benar???????
o Hadist yang intinya berbunyi "…..anak-anak fatimah ialah anak-anakku..dan dari merekalah keturunanku…." Merupakan hadist yang dhoif (banyak cacatnya). Apakah benar??????
o Sebenarnya dulu tidak ada masalah kafaah ini, buktinya anak sayyidina Ali RA sendiri yang bernama Umi Kulsum menikah dengan Umar bin Khottob(padahal umar bukanlah kerabat rosulullah, karena dia hanya sahabat rosulullah) yang berarti bahwa kalo' anak sayyidah fatimah saja boleh menikah dengan laki-laki yang bukan kerabat rosulullah(ahlul bait), lalu mengapa kita yang merupakan keturunan jauh mempermasalahkannya? Dan juga pada zaman2 sesudah nabi (sekitar beberapa generasi sesudah nabi, banyak sekali para syarifa yang nikah ama non sayyid,dan hal itu tidak dilarang). Apakah benar??????
o Imam Syafi'ilah yang pertama kali mengeluarkan fatwa bahwa syarifa tidak boleh menikah dengan non sayyid, karena Imam Syafi'I sendiri adalah seorang sayyid (jadi keputusan Imam Syafii merupakan hasil pikir seorang manusia yang bisa saja subyektif)
o Para sayyid pada umumnya meyakini bahwa syarifah yang menikah dengan non sayyid hukumnya haram sehingga harus difasahkan (diceraikan berdasarkan hukum), yang walaupun pada masa sekarang mereka (para alawiyyin) mengatakan tidak haram, namun pada prakteknya mereka tetap melarang anak2 syarifa mereka nikah dengan yang nonsayyid.
o Terjadinya perpisahan antara Masyayeh (bangsa syech) dengan Baalwi dikarenakan karena dulu pada zaman Jam'iyyat Khoir masih jaya, datang seorang guru besar dari Mesir bernama Syech Surkati,dan dialah orang yang mengatakan bahwa tidak haram hukumnya seorang syarifa menikah dengan non sayyid, oleh karena hal inilah maka para sayyid marah besar dan mengatakan bahwa fatwa Syech tersebut salah dan harus dicabut,yang mengakibatkan renggangnya hubungan Syech-Baalwi.
o Banyak sekali syarifa2 yang menjadi perawan tua karena dilarangnya mereka menikah dengan pria non sayyid yang mereka sukai, padahal menikah adalah sunnah rosul, dimana dalam hal menikah dalam islam tidaklah ada perbedaan.
o Dia memberi contoh, orang keturunan cina (yang pada umumnya harus menikah dengan keturunan cina pula) jika telah masuk agama islam maka runtuhlah semua tradisi/hukum adat tersebut (boleh menikah dengan siapapun asal islam juga), namun kenapa tidak demikian halnya dengan para syarifa?
o Para syarifa begitu dijaga ketat dalam pergaulannya, sedangkan tidak demikian halnya dengan para sayyid, mereka boleh menikah dengan wanita manapun.

Itulah kira-kira apa yang dia tanyakan, dan jujur, saya benar-benar nggak tau harus jawab apa, karena alasan2 yang dia kasih bener2 masuk
akal. Dan tiap kali saya mencoba untuk merespon, dia selalu punya alasan yang masuk akal bahkan membawa beberapa dalil yang memang bener2 rasional. Oleh karena itu saya bener2 minta jawaban dari Ustadz2 yang ada di mailing list ini, karena saya yakin pasti banyak syarifa2 yang lain yang juga pernah mengalami hal tsb. Thanx before…..
ps. Sorry kalo' capek and bosen ngebacanya yaaaa…..

Wassalam






Assalamualaikum wr wb

Ijinkan saya yg faqir ini untuk menjawab sesuai kemampuan saya mengenai hal ini mungkin agak membantu menyelesaikan hal ini.
Menurut Al faqir kita harusnya menyikapi segala sesuatu dgn berdoa pada ALLAH dan mencarinya sesuai kemampuan kita, pernikahan kaffah pertama dijaman rasul saw adalah Imam Ali dan Fatimah Azzahra merekalah pernikahan sayyid syarifah pertama, mengapa demikian jika kita membaca sejarah Nabi bersama Ahlul Bayt terutama masalah pernikahan imam Ali disitu kita dpt melihat kehati-hatian Rasul saw dlm memilihkan Fatimah bagi calon suami, bukankah kita tahu bahwa beberapa hadist (kandungannya) mengatakan bahwa jika datang pemuda soleh untuk meminang anakmu jika engkau tolak maka terjadi bencana? . Dan hadist2 lain ttg keutamaan pemuda soleh terhdp wanita muslim namun setiap pria soleh yg meminang fatimah pd zamannya namun ditolak rasul saw secara halus. Bahkan Abubakar ra dan Umar ra serta sahabat yg begitu alim faqih dan soleh pun disisi rasul ditolak secara halus. "Allah belum tentukan mengenai hal Fatimah" itu yg terus diucapkan rasul saw oleh karena fatimah (syarifah)masih blm sepadan dgn mereka. Ketika Imam Ali melamar atas dorongan sahabat lain rasul saw menerima karena segi persahabatan, imam Ali termasuk sahabat dan sepupu rasul, tapi segi kaffah imam Ali sepadan banyak hadist kemuliaan imam Ali segi nasab dgn rasul di manaqib Ali pd hadis2

Ahlul bayt nabi segi maknawiyah terbagi 2 satu yaitu Ahlul bayt alzuwaid yaitu ahli rumah karena hubungan pernikahan yaitu isteri rasul saw biasa ungkapan alquran dlm hal ini yaitu BUYUTIKUNNA sdg ahlul bayt alkissa dlm al ahzab ttg penyucian yaitu fatimah, Ali dan hasan serta Husain. liat ayat almubalah kalo gak hilaf alimran dimana ketika saling bersumpah dgn org yahudi masalah tauhid turun ayat mengajak mereka makna kata anak2 mereka adalah Hasan dan Husain, wanita2 mereka dimaksudkan fatimah dan diri2 mereka berarti rasul saw dan Imam Ali banyak hadist mengenai turunnya ayat ini dan pasti anggota milis sudah tahu. Kemuliaan imam Ali itu cukup dari yg lain dari segi nasab dgn rasul dgn penyebutan diri2 mereka dlm ayat itu terbatasnya Ahlul bayt pada kelima orang itu yaitu ahlul baytul kissa (selendang), ahul bayt kissa terbatas lima orang itu dan mereka yg dinisabkan kerasul sdg yg lain termasuk anak2 imam Ali bukan dari fatimah maka dinisabkan keimam Ali.

Berbicara masalah aqal dan logika maka kesempurnaan logika rasul saw atas manusia manapun , kita harus mengkaji mengapa diantara sekian banyak pemuda soleh termasuk sahabat yg sangat dekat hanyalah imam Ali yg diterima. Bukankah bagi pemuda rasul bersabda, nikahilah karena 4 hal yaitu agama, keturunan, kecantikan dan kekayaan dan lebih utama agama. Prioritas utama agama memang betul, tapi alfaqir bertanya padamu ya syarifah apakah didunia ini sudah tidak ada sayyid yg memiliki keutamaan agama, demi ALLAH mereka banyak baik dekat maupun jauh dgn mu, jadi untuk apa kita secara logika mau menikahi ahwal sedang masih banyak sayyid. Sebagaimana rasul saw mencontohkan walaupun banyak disisi nabi para sahabat soleh, namun Nabi saw mengambil imam Ali karena kemuliaan nasab imam Ali sendiri yg dekat dgn rasul saw dibanding lain, bukan berarti kita merendahkan sahabat nabi lain nauzubiLLAH mereka dlm kemuliaan sesuai kadarnya disisi nabi dan imam Ali memiliki kemuliaan itu segi nasab selain kesalehan. Sesuai hadist nabi 4 wanita yg mulia yaitu Asia isteri firaun, khadijah isteri nabi, maryam dan fatimah putrinya. kemuliaan mereka sesuai kadar yg diberikan Allah dan ada kesamaan sitti maryam dgn fatimah mengenai penasaban yaitu anak maryam dinisabkan pada maryam begitu pula fatimah. Ya syarifah bukan hanya satu hadist itu yg menyatakan hal ini tapi masih banyak hadis lain bahkan sahih, klo ada kesempatan alfaqir mengutipnya dari buku hadist dan kamu perlu tahu ALLAH hanya memuliakan segi nasab 2 wanita ini penyambung keturunan secara non alamiah (nasab jalur ayah) sedangkan anak Fatimah para syarifah telah ditetapkan sesuai sunnah alamiah yaitu nasab segi ayah bukan lewat ibu, jika dia menanyakan hal ini cukup isa as dan ibunya dlm alquran bukti kekuasaan Allah menghendaki hal yg tdk alamiah selain anak nabi Fatimah azzahra kamu akan faham segi genetik kedokteran dibawah ini

Dahulu kala dijaman sahabat dan tabi’in masalah ini tdk begitu dipermasalahkan karena mereka sangat menghormati dan memuliakan cucu rasul, hingga mereka berijtihad dgn Alquran dan hadist mengenai kaffaah dan melarangnya, kecuali imam maliki kalo gak khilaf. Dan perlu syrifah tau iman syafii bukanlah seorang sayyid, ibunya seorang syarifah, ayahnya non sayyid hal itupun karena darurah. Diceritakan ayah imam syafii dahulu ahli dlm ilmu agama serta soleh dia mengembara ketika itu dia tidak mempunyai apa2 utk dimakan, maka dia mengambil buah disungai dan memakan, karena kewara’ annya beliau menginginkan kehalalan dari pemilik buah. Beliau menulusuri sepanjang sungai hingga suatu lembah ditemukan rumah yg terpencil tiada sapa2, melainkan ada diisi rumah seorang ayah dan putrinya yg blm menikah, mereka cucu rasul. Karena terpencilnya daerah itu, tidak ada org lain, maka untuk melaksanakan sunnah rasul saw, sorang sayyid menikahkan anaknya dgn pemuday yg menjadi ayah imam syafii. Mungkin antum berpikir sejenak bahwa segala sesuatu yg darurah maka diperbolehkan, jika keluarga itu tinggall dimasyarakat yg ada sayyid, niscaya ayahnya akan menikahkan putrinya dgn sayyid ketimbang pemuda soleh tadi. Imam syafii yg mengetahui keadaan org tuanya sangat menghormati ibunya , selain sebg ibu, juga sebg seorang cucu rasul saw, maka mungkin saja imam syafii memfatwakan hal itu, untuk mengarahkan sayyid dan syarifah tetap pada jalurnya

Berbicara masalah masuk di akal atau tidak dlm artian logika maka jika kita mau lihat dgn hati dan logika yg benar maka manfaatnya pernikahan sayyid syarifah lebih bermanfaat dan sedikit mudharatnya kecuali mau liat dgn logika yg kurang baik karena disertai hawa nafsu...insya ALLAH, ALLAH melindungi akal kita dgn ilmu agama dan hati. Genetika manusia sangat dihargai alquran bahkan tentang kejadian sperma dan ovum pencampuran , masanya dan kelahiran bayi jelas dlm alquran liat surat arrahman klo gak puas liat buku Kelahiran menurut prespektif alquran dan hadis segi kedokteran karya dr Ali Muhammad albar mekkah. Pria memiliki gen xy sdg wanita xx. Gen itu terdiri dari asam amino yg berangkai tersusun dlm peta genom, pria memiliki gen y khusus tdk dimiliki pria dan disitu terdapat gen pembawa nasab yaitu gen holandrik, gen itu pembawa nasab dlm beberapa hadist kandungannya keutamaan kemuliaan rasul saw, bahwa rasul manusia pilihan antara pilihan Allah menciptakan Adam, dan diantara cucunya nabi syid terpilih, dan diantara nabi nuh, dan terus ke nabi ibrahim ke nabi ismail ke adnan ke abdi manaf ke hasyim ke abdul muthalib ke Abdullah dan akhirnya Rasul saw. Segi islam dikatakan rasul saw manusia pilihan antara pilihan sejalan dgn teori genetika bahwa gen yg turun dari nabi adam hingga ke nabi saw merupakan bibit unggul, kandungan asam amino, gen yg tersaring dan terpilih dari ekspresi genetika yg buruk secara alamiah dibuang sedang yg unggul dan baik terhimpun pada nabi dan yg alamiah itu adalah sunnatuLLAH ketentuan ALLAH, itulah hikmah kenapa rasul ditakdirkan bukan pada zaman awal. Karena Allah yg maha berilmu melakukan ketentuan alamiahnya dgn menghimpun genetika baik pd diri rasul, maka kamu liat segi kacamata kedokteran bahwa ekspresi gen rasul sejak kecil hingga dewasa selalu menampakan kemuliaan cahaya.

Ekspresi gen pada keburukan sudah tidak ada berupa hawa (kecendrungan pd yg buruk), hingga nafsu nabi adalah nafsu mutmainnah, ditengah zaman yg kafir dan musyrik pada waktu itu jiwa yg bersih bercahaya. Genetika ini disebut Allah cahaya yg diturunkan dari sulbi kesulbi, dari nabi adam hingga ke Abdullah, berpindah rahim suci dari sitti hawa hingga ke Aminah, bahkan nabi dlm hadis mengatakan bahwa sejak dari nabi adam hingga ayahnya Abdullah, tidak ada perzinahan melainkan pernikahan berbeda dgn keturunan lain yg ada dimuka bumi ini. Imam Ali memiliki ekspresi gen yg mirip dgn Rasul saw, karena Abdullah dan Abuthalib saudara seibu, berbeda dgn saudara lain yg berbeda ibu. Maka untuk mencari bibit unggul atau genetika yg mengekspresikan kemuliaan, maka rasul menikahkan Fatimah dgn imam Ali agar ekspresi gen imam Ali yg sama sumber dgn rasul, akan menampilakan ekspresi gen unggul pada diri hasan dan Husain, dan itu telah menjadi ketentuan ALLAH.

Lalu apa makna dgn kemuliaan ini? Apa arti dgn ekspresi gen yg alfaqir maksudkan pasti syarifah bertanya. Genetika yg mengandung asam amino yg bebas dari hal2 tdk baik, jika pada diri sayyid terekspresikan hati yg mudah menerima agama islam, memiliki hati dan ahklak baik serta lain2, Liatlah kenapa dari keturunan rasul paling banyak para alim ulama fiqih, baik dari hasani ataupun husaini itu penampakan ekspresi gen dari rasul saw, dan ekspresi ini lebih cepat dibanding gen bukan dari rasul dlm memahami ilmu agama. Jadi karunia ALLAH ini berupa cahaya rasul saw atau genetika rasul saw untuk keturunannya bukan untuk dibanggakan, tapi dilestarikan agar lahir dari anak2 kita bibit unggul yg mudah menerima agama Allah.. Sudah menjadi ilmu Allah yg tdk diketahui manusia mengapa nabi isa lahir tanpa ayah ? Tapi kita dpt mengambil hikmah Allah lakukan itu tidak lain kecuali untuk menguji tauhid kaum saat itu, menunjukan kebesaran Allah bahwa bukan logika atau sunnatuLLAH saja dipakai dlm memahami sesuatu. Mengapa rasul saw ditakdirkan memiliki keturunan dari Fatimah bukan anak laki2. Coba syarifah bayangkan sedangkan hanya lewat fatimah anak cucu rasul saw mengekspresikan gen rasul, dgn menjadi para alim ulama waliuLLAH baiki dai hasani maupun husaini, terutama bani Alawiyyin. Bagaimana tah lagi jika ALLAH menjadikan anak cucu rasul saw2 dari anak laki2, dikhawatirkan banyak umat islam yg sesat kemudian hari, ditakutkan mereka menganggap ada nabi sesudah rasul saw karena ekspresi genetika mulia berupa cahaya yg sangat dahsyat. Jika kalau ALLAH dahulu menghendaki ada nabi sesudah rasul saw, niscaya anak laki2 rasul yg menjadi nabi ada hadisnya loh (Nabi melihat ibrahim yg telah sakratul maut berkata ALLAH tidaklah memanggilmu melainkan karena tidak ada Nabi sesudahku, jika ada maka engkaulah nabi berikutnya) .

Ketentuan ALLAH telah berlaku sesuai kehendaknya tdk ada rasul sesudah nabi saw, tidak ada ekspresi genetika atau cahaya sebaik cahaya rasul. Ya syarifah, lihatlah para nabi bani israil terputus kenabian oleh ALLAH karena isa as diangkat ke sorga , hingga tidak ada lagi ekspresi genetika yg mulia yg dpt menjalankan tugas kerasulan. Bukankah para nabi itu diwarisi secara genetika dari aba ke anaknya dari anak ibrahim ke ishak ke yakub terus hingga kenabi lain kecuali nabi isa as. Nabi isapun memiliki ekspresi gen dari ibunya, dari keluarganya ali imran ahli ibadah. Maka seminimal mungkin rasul menikahkan imam Ali dgn fatimah, melainkan mengharapkan ekspresi gen mulia dari anak cucunya hingga mampu menjaga dan mengamalkan Alquran, serta menunjuki kaum muslimin lain itulah makna segi kedokteran mengenai hadis rasul sahih muslim jagalah alquran dan itrah ahlul bayt , hingga mereka kembali ketelaga haudh dihari akhirat. Anak cucu rasul walaupun tdk sama dgn Rasul saw, minimal mengekspresikan genetika baik rasul dlm menjaga alquran. Ketentuan non alamiah hanya berlaku bagi maryam yg melahirkan isa as dan fatimah azzahra, sedangkan anak cucu syarifah tdk demikian mereka mengikuti ayah mereka.

Bagi wanita selain mereka berlaku ketentuan alamiah, coba kamu renungkan biji jeruk cina, jika ditanam dibali atau di samping rumahmu akan tumbuh jeruk cina bukan jeruk bali atau jeruk lain. Sedangkan jeruk bali walaupun dicina, di eropa ditanam tidak akan berubah, tetap menjadi jeruk bali, itulah perumpamaan ekspresi genetika dlm Alquran . Allah memperumpamakan wanita adalah ladang sedang pria yg bercocok tanam, jika sayyid menikah non syarifah maka anaknya sayyid karena mempunyai gen xy dan gen y nya gen holandrik yg berekspresi pada anaknya. Jika sayrifah nb gen xx menikah ahwal maka anak laki2 pembawa keturunan dari gen y ahwal hingga nasab kemuliaan yg diberikan ALLAH terputus. Berdosanya syarifah bukan segi pernikahan, karena nikah tetap syah, tapi segi menolak karunia ALLAH berupa kemuliaan yg diberikan ALLAH, berupa gen yg mulia dan mudah menyerap agama ALLAH. ALLAH menakdirkan kamu sebagai seorang yg memiliki gen sama dgn Rasul, darah yg mengalir sama apakah kamu mensyukurinya dgn menjaga gen itu dgn menikahi sayyid, agar genetika rasul tidak terputus atau menolak rahmat karunia ALLAH, yaitu menghilangkan gen rasul dgn menikahi ahwal. Gen wanita bersifat resesif, sedang pria dominan berarti kamu menolak mendapat anak2 dan cucu keturunan yg mulia. Hal ini dibolehkan jika darurah dan timbul fitnah, apakah hanya mementingkan nafsu syahwat terhadap ahwal, maka membuat keadaan darurah ,hingga dpt menikahinya dgn berdua2an dgnnya, pacaran dan aktivitas yg dimurkai ALLAH, tidak, alfaqir yakin kamu jauuuuuh dari hal itu karena kamu masih mencintai dan memelihara keturunan rasul saw

Kamu jika membaca sejarah dari yg lampau hingga saat ini, maka kemuliaan rasul lebih banyak pada cucu rasul khusus bani alawiyyin mengapa demikian? Karena nenek moyang kita Imam Ahmad bin Isa almuhajir sangat hati2 dlm hal kaffaah , beliau mengadakan pernikahan anak2nya dan anak cucu keturunan antara keluarga besar Rasul saw, tdk menikahkan anaknya terutama syarifah dgn non sayyid. Lihatlah Muhammad faqih muqaddam, Abdurahman assegaf faqih asstani, Ahmad asyahid, Umar almuhdar, Abubakar assakran, Abubakar Alaydrus, Abdurahman alattas sesepuh dan imam kita semua itu merupakan ekspresi gen rasul yg terpatri dlm jiwa mereka. hingga yang lain beribu waliuLLAH lain kalangan alawiyyin hingga saat sekarang. Berbeda dgn keturunan rasul yg berada selain alawiyyin, mereka menikahkan anak2 mereka dgn bukan dari mereka, hingga ekspresi gen lambat laun hilang, lihatlah kaum iran mereka mendapati imam2 mereka sangat sedikit Ali arridha, muhammad aljawad, ali hadi, dam hasan alaskari, karena ekspresi gen rasulpun sedikit banyak tercampur kaum disana, hingga kemulian yg seharusnya muncul dihati mereka hilang seiring terputusnya eskpresi gen rasul, dimana ada kaum yg membolehkan pernikahan antara kaum syarifah dan ahwal sebaliknya. Itulah hikmah yg besar jadi syarifah dgn menikah dgn sayyid, kamu menolong kelestarian gen rasul yg jika ditempa dgn ilmu agama dan amalan, sangat mungkin anak cucumu menjadi waliuLLAH yg besar. Memang banyak diluar cucu Rasul alim ulama, tapi mereka sangat sedikit dan itupun karena mereka belajar pada nenek moyang kita. Semua pelarangan ada hikmah dan berita yg dahsyat, jgn syarifah merasa dilarang ini itu karena mereka menyiksa dan membebani kamu larangan.. Bahkan kecintaan dan rasa sayang yg mendalam pada syarifah mendorong mereka , melarang kamu menikahi ahwal, apakah syarifah tidak merasa bahwa lahirnya bayi yg membawa gen rasul dirahim syarifah itu suatu kemuliaan dan rahmat ALLAH, Mereka yg melarang syarifah karena sayang dan memuliakan syarifah agar dpt mendapat kemuliaan dan kebahagiaan dari nabi saw, dgn melahirkan anak cucu rasul saw dari rahim suci syarifah. Mereka yg mendorong dan memperbolehkan kaum syarifah menikah tidak lain karena mereka tdk tahu manfaat dari kelestarian anak cucu rasul, atau mereka iri dan ingin menghilangkan kemuliaan yg ALLAH berikan padamu, dgn memutuskan genetika kamu dgn anakmu dari genetika cahaya Rasul saw. Ibarat dokter yg ingin pasien sembuh diberikan obat pahit, pasien tdk tahu khasiat obat dia menghindari obat karena pait nya dia tidak menyadari khasiatnya.. Jadi walau syarifah merasa dgn membatasi kaum syarifah dlm pernikahan hanya dgn sayyid adalah kepahitan, beban, menindas hak wanita dlm menikah maka lihat makna dan khasiatnya insya ALLAH syarifah faham

Adapun masa lampau dia mengatakan banyak syarifah yg nikah dgn non sayyid, kita tidak boleh ngambil kesimpulan seketika, kita harus berbaik sangka pada umat lampau mungkin mereka tidak tahu manfaat dari kelestarian gen rasul saw, atau darurah karena tdk ada sayyid disisi mereka. Masalah perawan tua itu yg dia ceritakan jangan risaukan, masalah pernikahan harus ada yg syarat, rukun dan kaffaah. Mereka tidaklah berdosa karena pernikhan wadah mencari keturunan yg soleh, jika mereka tdk menikah itu karena mereka menjaga kemuliaan nasab rasul saw, mereka tidak berdosa. Banyak perawan tua solehah, contohnya rabiah al alawiyah, beliau sufi yg tdk menikah karena cintanya pada ALLAH.Ditakutkan mereka nikah dgn ahwal yg nb tdk tau asal usul genetika, takut memutuskan ekspresi gen Rasul saw, ekspresi yg baik, yg menjadikan anak2 itu lebih memahami agama, menerima dgn mudah dibanding ekspresi gen lain. Berbaik sangkalah pd mereka karena terletak sir. Mengenai pemuda soleh ini sebaiknya syarifah hindari, takut kena fitnah, lagian kalo memang dia secara jujur dia ingin tahu betul ttg kaffaah, bukan dgn menanyakan masalah pelik pd orang awam seperti saya atau kamu, tapi tanyakan pada ahli. Tunjukanlah dia pada salah seorang habib yg ngerti betul ttg ini. Karena berdebat dgnnya tdk menemukan titik masalah, melainkan pd ahlinya sebaiknya kamu hindari dia, baik dlm berteman atau menanyakan hal itu agar tdk timbul fitnah diantara kamu, hindari dia secara baik2 agar kamu tdk terseret pd faham2 yg membingungkan kamu, hingga menyebabkan kamu keluar dari tariqah kaum alawiyyn. Namun tetap berbaik sangka padanya.

Barangkali hanya itulah yg alfaqir sampaikan mungkin ada manfaatnya keterangan ini , cukup kamu yakini dihati tdk perlu memperdebatkan dgnnya lagi, karena org2 suka berbantah-bantahan akan keras hatinya. Maqam kamu saat ini kamu syukuri pada ,ALLAH berteladan pada leluhur kita, karena terbukti para imam2 kita selalu bertemu dgn Rasul, baik Muhammad faqihmuqaddam, alwi algayyur dll dlm mimpi maupun sadar. Mereka selalu berjumpa dgn rasul, jika kalau pernikahan sayyid syarifah adalah bid’ah, tidak syari dan bermanfaat, niscaya Rasul saw datang pd mereka dan menegur mereka, ataupu imam sesudah mereka seperti Addullah Alhaddad, Ali Muhammad alhabsy ok. Kalau dia memaksamu menanyakan lagi, alangkah baiknya kamu pertemukan dia dgn alfaqir mengenai ini, atau anggota milisi ini yg lain untuk diskusi

Hidayah dari ALLAH semata, jalan paling mulia jln rasul saw dan imam ahlul baytnya baik kalangan hasani maupun husaini

wassalam

wa mimmaa yasurrul qolba minnii
luzuumukum thoriiqota aabaaii wa ahlii wa ajdaadi
minassalafil qoumilladziina tawajjahuu ilallaahi
yaqfuunannabil mushthofal haadii

[dan yg paling menggembirakan hatiku
teguhnya kalian pada thorigoh leluhur, keluarga dan kakek-kakekku
para salaf yg kepada Allaah mereka mencurahkan segala usaha
mengikuti petunjuk Nabi pilihan-Nya]

* dari syair Shohibul Magom, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi

Tidak ada komentar: