Kamis, 24 September 2009

Tuntutan tanggungjawab terhadap AhlulBait keturunan Nabi S.A.W

Mungkin sebagian dari kita masih ada yang menilai secara sempit masalah yang berkenaan dengan keistimewaan Ahlul Bait keturunan Nabi S.A.W, sebagai suatu hal yang berlebihan. Mereka menganggap ini sebagai suatu sarana untuk berbangga diri dan juga dapat menimbulkan berbagai macam fitnah. Pada dasarnya hal ini tidak perlu terjadi apabila mereka dengan kepala dingin dan hati yang bersih mau menggali, mempelajari dan memahami secara sungguh-sungguh apa yang disyari'atkan oleh agama. Namun demikian, Alhamdulillah masih ada sementara orang di antara kita yang menanggapi hal ini secara positif dan konstruktif. Menurut hemat kami penilaian dan tanggapan yang kurang simpatik juga dapat terjadi dikarenakan kurangnya perhatian atau kurang mendarah dagingnya akan tuntutan Allah SWT dan Rasul-Nya, sehingga wajar tampak keraguan dan kekhawatirannya terhadap berbagai reaksi yang akan timbul dari orang-orang daripada terhadap yang seharusnya lebih ditakuti, dita'ati dan dikhawatirkan ancamannya iaitu kepada Allah SWT.
Namun Alhamdulillah sampai kapanpun Allah SWT akan menghiasi bumi inii dengan orang-orang yang senantiasa memiliki perhatian dan tanggungjawab serta kecintaan terhadap Ahlul Bait keturunan Rasulullah SAW secara tulus ikhlas dari lubuk hati yang bersih. Kemudian marilah kita perhatikan hadits-hadits berikut ini:

"Dari Zaid ibni al-Arqom bahawasanya Rasulullah SAW bersabda: Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya aku adalah hamba Allah SWT, utusan Tuhanku (Malaikat Izroil) hampir tiba, maka aku harus memenuhi panggilan-Nya. aku tinggalkan bagi kalian dua perkara:
Yang pertama: "Kitabullah, di dalamnya terdapat petunjuk juga pelita, maka beramal dan berpeganglah padanya." Maka Baginda menyuruh berpedoman dan mengembalikan sandaran pada Kitabullah. Kemudian sabda Baginda,
Yang kedua : "Dan Ahlul-Baitku, aku ingatkan akan Allah perihal Ahlul-Baitku, aku ingatkan akan Allah perihal Ahlul-Baitku, aku ingatkan akan Allah perihal Ahlul-Baitku." (H.R. Muslim)

Rasulullah SAW bersabda:
"Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara: Kitabullah", ia merupakan tali yang terentang antara langit dan bumi dan "Keturunanku Ahlul Bait", sesungguhnya keduanya itu tidak akan berpisah hingga kembali kepadaku di Telaga Haudh." (Dikeluarkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dari Zaid bin Tsabit dan dari shahih Bukhari Muslim, dari Abu Syaiban, Abu Ya'la, dan Ibnu Sa'ad).

Thabrani mengetengahkan hadits dari Ibnu 'Abbas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Dua kaki seorang hamba pada hari kiamat tak dapat tergerak hingga ia ditanya tentang empat perkara: untuk apa umurnya dihabiskan, untuk apa jasadnya ia rusakkan (dipergunakan), kemana hartanya ia infaqkan dan darimana ia peroleh, dan ditanya tentang kecintaannya terhadap Ahlul Baitku".

Tidak ada komentar: